Ada banyak tantangan yang harus diselesaikan oleh Indonesia untuk keluar dari perangkap ini, diantaranya adalah kualitas SDM yang rendah sehingga menimbulkan permasalahan mulai dari kemiskinan hingga menurunnya value-added industri jasa dan manufaktur. Sehingga yang perlu dilakukan pertama kali investasi human-capital, pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM.
Islam telah mengajarkan, sejak 1400 tahun yang lalu, tentang pentingnya pembangunan kesejahteraan masyarakat, salah satunya meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun pelatihan, sehingga ketimpangan ekonomi dapat diminimalisir. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 7, yang artinya:
“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.”
Pengembangan SDM dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu layanan dasar agar berimplikasi pada meningkatnya produktivitas, sehingga masyarakat mampu berkontribusi pada penguatan inovasi, manufaktur berteknologi tinggi, pembentukan birokrasi, peningkatan investasi dan penguatan industri yang nantinya memperbaiki struktur neraca perdagangan dan pada akhirnya akan mendorong pendapatan per kapita.
Ziswaf yang notabene merupakan filantropi Islam diharapkan dapat menjadi kunci solusi kebangkitan ekonomi negara untuk keluar dari Middle Income Trap. Ziswaf saat ini banyak dikembangkan menjadi suatu instrumen produktif guna mewujudkan upaya pemberdayaan masyarakat. Potensi ziswaf yang begitu besar sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai salah satu investasi human-capital dan pengembangan SDM di Indonesia.