Emas sebagai Investasi Ekonom Robbani

Emas sebagai Investasi Ekonom Robbani

Apa itu emas? Rasanya, saat bertanya mengenai pengertian emas kepada setiap narasumber, masing-masing diantaranya akan terpusat kepada satu karakteristik yang melekat pada emas yaitu “barang berharga.” Pasalnya, benda ini merupakan logam yang jarang ditemukan dan memiliki daya tahan lebih kuat serta lama dalam mempertahankan kemurniannya (Utami, 2019). Selain dari sisi kandungan emas itu sendiri, emas kerap menjadi pilihan investor dalam berinvestasi karena dianggap praktis, aman dan minim risiko dibanding intrumen investasi lainnya (Gustina, 2013). Menurut Rosnia (2010) emas adalah suatu logam mulia yang paling diminati oleh banyak orang, tidak jarang banyaknya masyarakat yang rela mengeluarkan dana yang cukup besar dengan harapan akan memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.

Sebagai ekonom robbani yang akan terus memperjuangkan ekonomi syariah, tidak elegan lagi jika hanya berorientasi pada self interest dalam berinvestasi. Sudah seharusnya, setiap da’i ekonomi syariah menjunjung tinggi rasa kepedulian kepada sesama disetiap aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam hal berinvestasi. Melalui emas, kini ekonom robbani dapat sekaligus menerapkan konsep filantropi ketika berinvestasi.  Intrumen zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf menjadi bagian yang tidak terpisahkan saat pilihan investasi tidak salah sasaran, contohnya bisa dengan berinvestasi emas melalui perusahaan yang memiliki visi sejalan dengan tujuan ekonomi syariah yaitu falah.

Sebelum membahas lebih lanjut terkait investasi sambil berfilantropi, hal penting yang perlu diingat oleh setiap seluruh hamba ilahi terutama ekonom robbani adalah prinsip-prinsip dalam syariat islam yang harus diterapkan sebagai landasan pergerakan ekonomi syariah. Begitupun dari sisi muamalahnya, setiap subjek tentunya memiliki kesempatan yang sama untuk action dan menentukan pilihan. Kemenangan (falah) yang menjadi tujuan ekonomi syariah tidak akan mungkin dapat terwujud jika pemeran da’wah tidak mengambil peran. Jika tidak mampu berperan besar, paling tidak kritis dalam mengambil tindakan. Akankah tindakan tersebut memberi manfaat kepada yang lain atau tidak, Akankah tindakan tersebut hanya untuk kepentingan pribadi saja, pertimbangan tersebut pun sudah termasuk memberi peran karena memikirkan maslahah untuk orang sekitar. Oleh karena itu, Konsep initpun dapat diterapkan saat ingin berinvestasi emas. Kini hadir perusahaan yang memberikan wadah kepada ummat untuk berinvestasi sambil berfilantopi, dalam kasus ini yaitu investasi emas.

PT. Emas Optimasi Abadi (pemilik brand emas EOA Gold) dapat dijadikan pilihan bagi ekonom robbani yang ingin menyelamatkan asetnya dari gerusan inflasi. Perusahaan ini membuka peluang bagi pihak yang memilih emas sebagai pilihan investasi untuk masa depannya. Bukan hanya itu, menjadi konsumennya sudah termasuk menjadi bagian dari para mutashodiq (orang-orang yang berinfaq) dan wakif (orang-orang yang berwakaf). Pasalnya, perusahaan ini berkomitmen dalam mendongkrak wakaf untuk peradaban melalui income yang berhasil diperoleh dalam aktivitas bisnisnya (Cecep, 2020). Maka, misi tersebut perlu mendapatkan dukungan, terutama dari penggiat da’wah ekonomi islam, termasuk ekonom robbani dari kalangan mahasiswa-mahasiwi. “Investasi sambil sedekah” keren, bukan! Sebenarnya sih lebih dari keren, karena mendapat pahala juga.  Dengan demikian, bukan tidak mungkin sukses mulia akan menjadi sebuah keniscayaan karena keberkahan yang senantiasa menyertai kehidupan para pejuang ekonomi islam.

Jika ada satu jalan yang membawa kepada lebih dari satu pencapaian, mengapa harus memilih jalan yang hanya mengahantarkan kepada satu pencapaian saja? Sama halnya seperti dalam hal investasi ini. Menyelamatkan asset dari gerusan inflasi sekaligus bersedekah wakaf sebagai ikhtiar menjemput ridho Allah adalah hal baik sekali dalam memanfaatkan harta yang dimiliki, sebab bukan hanya untuk kepentingan pribadi semata, namun juga perduli kepada kesejahteraan masyarakat diluar sana. Artinya, investasi emas sambil berfinlantropi itu akan membuat aset aman, banyak tabungan, hidup berkah dan tenang sebab disayang Allah yang Maha Kaya dan Maha Dermawan. Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 😀

Bukan hoax bahwa Allah menyukai orang-orang yang bersedekah. Bahkan, karena begitu kagumnya Allah kepada orang-orang yang dermawan, Allah cukupkan kebutuhan orang tersebut sampai dengan memberi balasan kebaikan mereka dengan berlipat ganda. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an  surah Al-Baqarah ayat 261:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya:  “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.

Jadi, yuk tanamkan kecintaan dalam bersedekah. Jika tidak secara langsung, paling tidak dengan,penerapan setiap aktivitas kehidupan yang dapat memberikan dampak baik untuk banyak orang. Mari mendukung perjalanan perjuangan ekonomi syariah dengan turut andil beraktivitas ekonomi sekaligus mengejar ridho ilahi. Semangat mengamalkan, kawan seperjuangan!


Author : Siti Annisa Satifa

Cari info tentang ekonomi syariah? Cek aja di website KSEI Progres

[Keep in touch with us].
👥: Progres Tazkia 1
🐦: @KSEI_Progres
📷: progrestazkia
🎥Youtube: Progres Tazkia

Leave a Reply